GOMBLOH |
Hong Wilaheng Sekar Mayang Bawono langgeng,Gombloh mungkin pada awalnya tidak pernah mengikuti dan menuruti resep " yang penting menuruti selera pasar " untuk bisa menjadi legenda musik Indonesia seperti sekarang ini,meski pada akhirnya lagu " Kugadaikan Cintaku " (Apel/Nirwanan record,1986) yang sangat komersial tersebut mendapat kesuksesan saat itu.Namun karya-karya lainnya buat saya adalah karya fenomenal yang memiliki intensitas tinggi dalam arasemennya. Beberapa karyanya bahkan bisa dibilang sangat eksperimental.
Buat saya pribadi,pemusik asal Surabaya ini memiliki karakteristik yang unik,ditilik dari sikap keseharian dan juga gaya hidup (anti kemapanan,memiliki rasa sosial yang tinggi terhadap lingkungannya dan memendam semangat kebangsaan),maupun dalam cerminan karya ciptaanya,seperti beberapa albumnya yang bertema tentang kecintaannya pada bangsa dan negara ini. Di luar lagu dan album fenomenanya,kebyar-kebyar (Golden Hand,1979),Pesan Buat Negeriku (Golden Hand,1980), Terima Kasih Indonsia (Chandra Recording),dan Pesan Buat Kaum Belia (Chandra Recording,1982).
Inilah daya tarik gomloh dalam merefleksikan kegelisahannya terhadap masalah-masalah sosial negara ini ke dalam lagu-lagunya, di luar itu pun musik-musiknya memiliki akar pengaruh-pengaruh rock progressive dalam aransemennya. Ini tentunya sangat jauh dari bayangan kita bila dibandingkan dengan lagu " kugadaikan Cintaku " yang sangat kental unsur popnya,dan bisa dikatakan membawa spirit yang tak jauh berbeda dengan lagu-lagu pop pada era tahun itu,Seperti " Madu dan Racun " atau " Anak Singkong "-nya Ari Wibowo.
Gombloh sudah memberi saya inspirasi untuk bersikap. kalau kita menelusuri lagu-lagu karyanya seperti album " Sekar Mayang ",jelas kita akan menyadari bahwa Gombloh bukan sekedar penyanyi atau pencipta lagu pop biasa,sekelas sebagian musisi pada eranya yang berlomba-lomba ingin menciptakan lagu cinta (lagu cengeng) yang cepat laku di pasaran,namun dia memiliki sesuatu yang berbeda dalam album Sekar Mayang.
Dia pun bereksperimen dengan menyanyi dalam bahasa Jawa,tapi apakah pemikiran penggarapan album tersebut memang sengaja dikondisikan untuk membidik masyarakat pendengar musik yang mengerti bahasa Jawa,saya tidak tahu. Yang bisa saya mengerti adalah Gombloh sekali lagi sudah memberi inspirasi buat saya.
0leh Satryo Yudi Wahono.
Sumber : Majalah Rolling Stone.A Special Issue.Nov.2008.