skin kampung indian: 08/01/2011 - 09/01/2011

Buku Kumpulan Lagu-Lagu
Pupuh Sunda Tempo Dulu
Karya Mang Koko



BUKU KUMPULAN LAGU-LAGU PUPUH SUNDA
JILID 1

Koko Koswara, biasa dipanggil Mang Koko,(lahir di Indihiang,Tasikmalaya 10 April 1917 – meninggal di Bandung 4 Oktober 1985pada umur 68 tahun) adalah seorang seniman Sunda. Ayahnya Ibrahim alias Sumarta,masih keturunan Sultan Banten (Sultan Hasanuddin).

Ia mengikuti pendidikan sejak HIS (1932), MULO Pasundan (1935).Bekerja sejak tahun 1937 berturut-turut di: Bale Pamulang Pasundan,Paguyuban Pasundan, De Javasche Bank:Surat Kabar Harian Cahaya, Harian Suara Merdeka, Jawatan Penerangan Provinsi Jawa Barat, guru yang
kemudian menjadi Direktur Konservatori Karawitan Bandung (1961-1973),Dosen Luar Biasa di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung (sekarang Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung), sampai ia wafat.




DIJUAL BUKU-BUKU LAWAS ... !!!


Cergam Biografi Bung Karno
Masa Kemerdekaan Putra Sang Fajar
1945 - 1949


MASA KEMERDEKAAN PUTRA SANG  FAJAR
1945-1949
oleh
SARI PUSPITARINI SOLEH
DITERBITKAN ATAS KERJASAMA
PT. REMAJA RODAKARYA BANDUNG
dengan
YAYASAN SUKARNO
CETAKAN KE TIGA JULI 2006

















   DAFTAR ISI
* DICULIK
* INDONESIA MERDEKA
* KEDAULATAN TERANCAM
* PERCOBAAN PEMBUNUHAN
* HIJRAH KE YOGYAKARTA
* PERUNDINGAN LINGGARJATI
* MASA-MASA BELAJAR
* BELANDA INGKAR JANJI
* PERJANJIAN RENVILLE
* YOGYA DISERANG
* BELANDA MENGAKU KALAH
* KEMBALI MEMBAWA KEMENANGAN 
DIJUAL BUKU-BUKU LAWAS ... !!!


Cergam Biografi Bung Karno
Masa Remaja Bung Karno




MASA REMAJA PUTRA SANG  FAJAR
1916 - 19191
TEBAL 65 HALAMAN 
oleh
SARI PUSPARINI SOLEH
DITERBITKAN DAN DICETAK
oleh
PT. REMAJA ROSDAKARYA - BANDUNG 
dengan 
YAYASAN BUNG KARNO
CETAKAN KE DUA 2004















DAFTAR ISI :
* HIJRAH KE SURABAYA
* KERINDUAN KARNO
* ADU JOTOS DI SEKOLAH BARU 
* MENABUNG UNTUK MEMBELI SEPEDA
* DISAYANG GURU
* PELAJARAN DARI PAK COKRO
* PIDATO PERTAMA DI STUDIECLUB
* MENDIRIKAN TRI KORO DARMO
* MENAKLUKAN GADIS-GADIS BELANDA



DIJUAL BUKU-BUKU LAWAS ... !!!


Cergam Seri Biografi Bung Karno - 1926 - 1938



SERI BIOGRAFI BUNG KARNO
 " MASA KEMERDEKAAN - PUTRA SANG FAJAR " 
1926 - 1938
oleh 
SARI PUSPARINI SOLEH
TEBAL 65 HALAMAN
DITERBITKAN DAN DICETAK
oleh
PT. REMAJA ROSDAKARYA - BANDUNG
dengan
YAYASAN BUNG KARNO
CETAKAN KE TIGA - 2006


















DAFTAR ISI :
* MENDIRIKAN PNI
* DIKUNTIT POLITIK BELANDA
* KONGRES PNI PERTAMA
* PERSATUAN ORGANISASI KEPEMUDAAN
* SIASAT JITU
* KONGRES PNI KEDUA
* BELANDA KALANG KABUT 
* PERINGATAN TERAKHIR
* DITANGKAP POLISI
* PENJARA BANCEUY
* INDONESIA MENGGUGAT 
* PEJARA SUKAMISKIN
* ANTARA PARTINDO DENGAN PNI - BARU
* RODA KEHIDUPAN KEMBALI BERPUTAR
* KEHIDUPAN DI ENDEH




DIJUAL BUKU-BUKU LAWAS ... !!!


Cergam Seri Biografi Bung Karno - 1922 - 1926




























DAFATAR ISI : 
* KEMBALI KE BANDUNG 
* BERCERAI DENGAN UTARI 
* DITOLAK CINTA 
* KERICUHAN DALAM RAPAT 
* MENIKAHI INGGIT 
* MENDIRIKAN GENERAL STUDIE CLUB 
* MARHAENISME 
* LULUS KULIAH 
* ANTARA DUNIA  KERJA & POLITIK 
* PERPECAHAN DALAM PSI 



" KEMBALI KE BANDUNG



Bulan Juli 1922 karno kembali ke Bandung. Ketika menginjakan kakinya kembali ke rumah pak Sanusi, hampir-hampir ia tidak percaya . Rasanya seperti mimpi. Inggit adalah orang yang pertama ditemuinya. Untuk sesaat mereka berpandangan tanpa kata sepatahpun. Hanya bibir yang terukir di bibir mereka.
" Kau sudah kembali," desah Inggit tak percaya
" Apa kabar Inggit," ujar Karno lembut.
" Seperti yang kau lihat,"  Inggit mengangkat bahu.
Karno menatapnya. Wanita itu tampak semakin cantik dan segar,meskipun tubuhnya lebih kurus. Penampilannya masih seperti dulu,berkebaya Sunda dengan rambut disanggul dan dihiasi bunga. Namun entah mengapa mata indahnya terlihat murung.
 Ditatap seperti itu, Inggit jadi tersipu. Wajahnya memerah.







DIJUAL BUKU-BUKU LAWAS ... !!!


Mundinglaya Dikusumah Cerita Rakyat Dari Tatar Sunda



CERITA RAKYAT SUNDA 
" MUNDINGLAYA DIKUSUMAH "



Mundinglaya Dikusumah adalah cerita rakyat dari masyarakat Sunda. Cerita rakyat tersebut menceritakan kehidupan seorang pangeran yang kemudian diangkat menjadi raja saat Prabu Siliwangi memerintah kerajaan tersebut Kerajaan Sunda sendiri sering disebut oleh orang Sunda sebagai Pajajaran (nama ibukota kerajaan) setelah Cirebon dan Banten memisahkan diri dari kerajaan tersebut. Cerita rakyat ini berasal dari tradisi lisan orang Sunda yang disebut cerita pantun,yang kemudian ditulis dalam bentuk buku oleh para penulis Sunda baik dalam Bahasa Sunda maupun Bahasa Indonesia.

SEJARAH
Seni pantun merupakan seni yang sudah cukup tua usianya. Disebutkan dalam naskah Siksa Kandang Karesnyan,yang ditulis pada tahun 1518 Masehi, bahwa pantun telah digunakan sejak zaman Langgalarang, Banyakcatra, dan Siliwangi. Ceritanya pun berkisar tentang cerita-cerita Langgalarang,Banyakcatra, Siliwangi, Haturwangi dan lain-lain yang disajikan oleh prepantun (tukang pantun).

Pantun terdapat pula pada naskah kuno yang dituturkan oleh Ki Buyut Rambeng, yakni PantunBogor. Dalam perkembangannya, cerita-cerita pantun yang dianggap bernilai tinggi itu terus bertambah, seperti cerita MUNDING LAYA DIKUSUMAH,Lutung Kasarung,Ciung Wanara,Dengdeng pati Jayaperang, Ratu Bungsu Kamajaya,Sumur Bandung,Demung Kalagan dll. Masyarakat Kanekes yang hidup dalam budaya Sunda Kuna sangat akrab dengan seni Pantun.

Seni ini melekat sebagai bagian dari ritual mereka. Adapun lakon-lakon suci Pantun Kanekes yang disajikan secara ritual seperti Langgasari Kolot, Langgasari Ngora dan Lutung Kasarung.Seni Pantun yang cukup tua usianya melahirkan beberapa tukang pantun pada setiap zamannya.

Di Cianjur misalnya, dikenal nama R.Aria Cikondang (abad ke - 17), Aong Jaya Lahiman dan Jayawireja (abad ke 19.Di Bandung terkenal Uce,juru pantun kabupaten Bandung (awal abad ke-20)dan Pantun Beton  "Wikatmana" (pertengahan abad ke - 20): dan di Bogor terkenal juru pantun Ki Buyut Rombeng.

Alat musik yang dipakai mengiringi seni pantun adalah kacapi.Pada mulanya kacapi tersebut sangat sederhana seperti yang terdapat di Baduy, yaitu kacapi kecil berdawai 7 dari kawat.Selanjutnya, sejalan dengan tumbuhnya seni Cianjuran, kacapi tersebut diganti dengan kacapi gelung (tembang), dan akhirnya menggunakan kacapi siter (Jawa).Adapun tangga nada (laras)yang digunakan dalam iringan kacapi tersebut adalah pelog,namun selanjutnya banyak yang menggunakan laras salendro.


DIJUAL BUKU-BUKU LAWAS ... !!!