skin kampung indian: Bandung Tempo Dulu Kota Wisata

Bandung Tempo Dulu Kota Wisata

           

Bandung Tempo Dulu
WISATA TEMPO DULU
  
Beberapa Wajah Kota Bandung tempo doeloe yang telah hilang sebagian atau keseluruhannya dapat dikemukakan antara lain :
te wonen " Bandung adalah sorga permai di atas dunia,oleh sebab itu,sebaiknyalah bermukim disana ".

Berbicara dalam angka,jumlah wisatawan dalam negeri selama tahun 1941 yang berkunjung ke Bandung,dapat diharapkan sebanyak 200.000 turis domestik (Almanak voor Bandoeng -1941). Yang berarti kota Bandung bakal menyedot uang dari sektor pariwisata sebesar 5.000.000 gulden. Belum terhitung dari wisatawan mancanegara, tentu angka recor itu akan lebih besar lagi.

Bisa dibayangkan,200.000 orang wisatawan yang berkunjung ke kota ini,sedangkan penduduk Bandung pada saat itu (1941) hanya 226.877 jiwa. Suatu prestasi yang patut dibanggakan.

Perlu dicatat,bahwa prestasi dalam sektor turisme  di Kota Bandung dulu,dicapai atas usaha dan jerih payah organisasi " Bandoeng Vooruit " yang didirikan oeleh orang-orang Belanda,sebagai kelanjutan dari " Comite tot Behartiging van Bandoeng's belangen ". yaitu suatu badan non pemerintah,bertugas membantu dan mendapingi Gemeente Bandung yang mendapat setatusnya pada tgl.21 Pebruari 1906,dalam mengurus dan memperhatikan kepentingan warga kotanya.

perkumpulan Bandoeng Vooruit,sebagai mana organisasi pendahulunya,banyak sekali berjasa dalam membangun kota menjadi "parijs van Java ".
" Bandoeng Vooruit "lah yang mengusulkan pendirian sekolah H.B.S.Fakultas Hukum (" RH ") yang kemudian didirikan di Batavia,dan Pabrik Gas. Dalam bidang parawisata, perkumpulan itu telah membangun jalan ke kawah Tangkubanparahu,kawah Papandayan, mendirikan Zoologich park(kebun binatang) Cimindi.

Beberapa taman di Kota Bandung adalah hasil karya " Bandoeng Vooruit " - dan masih banyak lagi jasa-upaya perkumpulan itu bagi kesejahteraan penduduk Kota Bandung.

Ditangani oleh tuan M.A.J. Kelling," Bandoeng vooruit " berhasil mempromosikan Kota Bandung sebagai tujuan wisata di wilayah Timur Jauh. orang itu pula yang menata dan meriah-riah Kota Bandung menjadi " Europa In De Tropen " (Eropa di daerah Tropis). Oleh sebab itu tidak mengherankan bila seorang Inggris, wartawan " Straits Time " Singapura(Juli 1937),mengisahkan perjalanan jurnalistiknya ke Kota Bandung:

"The hour I spent on the verandah of Concordia Club at Bandoeng on the morning of my arrival,watching the life of the town go by. was an eye-opening experience. here,for the first time, I found myself among a white community in the tropics which was living a normal life..!"(Pagi hari,sesaat kedatanganku ke Bandung,sambil duduk di beranda Gedung Concordia mengamati roda kehidupan kota,suatu pengalaman bahwa di kota ini,aku berada di tengah-tengah masyarakat kulit-putih di daerah tropis yang memilik kehidupan yang normal).

Nah kalau sekarang timbul ide buat memugar atau mengkonservasi sekelumit " Wajah Eropa" yang masih tersisa di kota ini,maka selayaknya niat tadi mendapatkan sambutan " baik " dari masyarakat Kota Bandung.

Siapa tahu,bangunan-bangunan bersejarah yang sempat dipugar kembali,bisa menggugah kenangan lama nan indah("den Goeden Ouden Tijd") bagi wisatawan pemburu nostalgia.(sumber:Wajah Bandung Tempo Doeloe.Haryoto Kunto).  

DIJUAL BUKU-BUKU LAWAS ... !!!