skin kampung indian: Sejarah Kabupaten Bogor

Sejarah Kabupaten Bogor



Lambang Pemerintahan Kota Bogor Tempo Doeloe
LAMBANG PEMERINTAHAN KOTA BOGOR


Tanggal 3 juni 1482 ditetapkan sebagai hari jadi Kota Bogor. Kelahiran Bogor dihitung sejak penobatan Sri Baduga Maharaja menjadi Susuhunan Padjadjaran. Perhitungan ini berdasarkan tingkat kepastian ilmu sejarah. Perhitungan tahun berdasarkan Carita Parahyangan.
 Tanggal 3 Juni 1482ditetapkan sebagai hari jadi kota Bogor
Kelahiran Bogor dihitung sejak penobatan 'Sri Baduga Maharaja' menjadi susuhunan Padjadjaran. Perhitungan tahun berdasarkan tingkat kepastian ilmu sejarah.
Perhitungan tahun berdasarkan naskah Carita Parahyangan. Diceritakan bahwa Ratu Jayadewata dinobatkan 97 tahun sejarah Banten terjadi dalam tahun Saka 1501 atau 1579 Masehi. Dengan demikian Ratu Jayadewata mulai menjadi Maharaja Padjadjaran tahun 1482. Jayadewata adalah putra Tohaan di Galuh,cucu Wastu Kancana. Sedangakan perhitungan tanggal dan bulan berdasarkan sumber cerita tradisional yang ditunjang oleh sumber sejarah dan tradisi musim panen dalam kalender pertanian tradisional almanak mangsa yang selalu jatuh pada bulan Februari-April,dan perhitungan mangsa dimulai tanggal 22 Juni setiap tahun. Dengan demikian upacara " seren Taun " dan " Kuwera Bakti " akan selalu jatuh antara pertengahan bulan Mei dengan pertengahan bulan Juni. Untuk tahun 1482 upacara " Kuwera Bakti " penghormatan kepada Dewa Kuwera sebagai Dewa Kekayaan dan Kemakmuran, jatuh pada malam purnama tanggal 3 Juni.

Padjadjaran dan Prabu Siliwangi yang identik dengan Sri Baduga Maharaja merupakan kebanggaan dan identitas masa silam Jawa-Barat. Kebanggaan itu terletak di Kota Bogor yang dahulunya menjadi Ibukota Pajajaran sebagai kelanjutan Kerajaan Sunda dan Galuh.

Perkembangan Kota Bogor dimulai sebagai suatu Kota Mesopotamia. Kota ini tumbuh diantara dua aliran sungai Cisadane dan Ciliwung. Kedua sungai ini menjadi batas alam yang sekaligus menjadi batas jalur untuk hubungan ke luar. Daerah Mesopotamia ini menyempit di daerah Bogor kota yang sekarang,khususnya di daerah Empang,Batu tulis,Lawanggintung,dan Pasar Sukasari. Di bagian inilah tumbuh perkampungan yang permanen dan bagian intinya daerah Batutulis dan Lawanggintung. Daerah ini terlindung oleh tebing,lembah dan sungai yang cukup terjal dengan aliran sungai Cipakacilan di tengah-tengahnya.

Kota Bogor mengalami masa " tidur " sejak memudarnya kekuasaan Pakuan tahun 1579. kedudukan kota sebagai pusat pemerintah hilang dan statusnya lenyap,karena di bekas kota Pakuan hanya terdapat beberapa kelompok perumahan yang terpencar. Masa tidur ini berlangsung selama 150 tahun,bangkit kembali ketika situasi politik di Pulau Jawa berubah,yakni adanya V.O.C yang memiliki hak kontrol sangat luas di bidang perdagangan.

Pada jaman Belanda,masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff,tanah di depan Istana Bogor sekarang merupakan tempat peristirahatan yang diberi nama " Buitenzorg " yang artinya " tanpa kesibukan ". Tanah ini dipilih sebagai tempat peristirahatan karena keadaannya dengan batas " Leuwi Sipatahunan ",tempat rekreasi keluarga Kerajaan Padjadjaran.

Secara menyeluruh Kota Bogor dikembangkan ke arah suatu kota " Residenticlux " yang berarti:" rumah besar ",halaman yang luas dan pertamanan. Pada tahun 1881 Kota Bogor termasuk kota pertama yang memperoleh " ordonasi " mengenai kebersihan, kesehatan, keindahan,dan ketertiban,bersama-sama dengan Jatinegara dan Tanggerang. Pembangunan Kota Bogor ke arah kota yang bersih, sehat,tertib dan indah berlangsung pesat karena fungsinya yang istimewa sebagai tempat kediaman resmi Gubernur Jenderal.

Pada tahun 1924 Kota Bogor diperluas ke daerah sebelah timur sungai Ciliwung,hingga tercapailah batas-batas Kota Bogor sebagaimana yang ada sekarang.
 Semasa revolusi antara tahun 1929 sampai dengan tahun 1942 kota ini pernah menjadi tempat musyawarah para pemimpin Pergerakan Nasional untuk mengatur strategi perjuangan kemerdekaan Tanah air.

Sejak masa kemerdekaaan kota Bogor mengalami perubahan ststus kota,mulai dari  Stadgemente (1905-1949) Kota Besar (1950-1957) lalu ke Kota Praja (1958-1964) dan kemudian sejak 1965 menjadi Kotamadya. Sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki sekarang,maka Kota Bogor dengan memperhatikan karakteristrik pertumbuhan dan perkembangan kota,diarahkan menjadi kota pemukiman,kota Pendidikan ,kota pariwisata dan kota perdagangan.

Sumber:Bunga Rampai Jawa-Barat.Musnipal Mashun 1991