Dikatakan oleh para pakar sejarah bahwa museum
di Indonesia dirintis oleh G.E. Rumfhius pada tahun 1648. pada waktu itu ia
menjadi pegawai Kompeni Belanda di Ambon. Untuk melengkapi isi Museum yang didirikannya di Ambon yang didirikannya
,ia mengangkut banyak buku dari Nederland pada tahun 1663. Konon ia mengusai
beberapa bahasa asing dan diduga sebagai perintis pembuatan kamus Bahasa
Melayu.
Rumfhius meninggal di Ambon pada tanggal 15
Juni 1702. Hingga kini namanya dilestarikan dalam kegiatan ekspedisi kelautan
di Indonesia. Ia sangat berjasa dalam mengawali ilmu pengetahuan tentang
kelautan,khususnya di Indonesia bagian timur.
Bangunan museum yang didirikannya sekarang telah lenyap,dulu bernama " Het Ambonsche Rariteiten Kabinet " (Ruangan Penyimpanan benda-benda Aneh atau langka dari Ambon ) yang tinggal hanyalah buku-buku hasil karyanya. Buku-buku itu dirampungkan pada tahun 1699,dan kini kita dapat membacanya di Perpustakaan Nasional Jakarta. Bukunya yang terkenal berjudul " Herbarium Amboinense ".Buku karya Rumfhius pernah juga jadi koleksi Perpustakaan Gedung Sate Bandung.Yang sekarang sudah tidak ketahui lagi rimbanya.
Perpustakaan Nasional itu tergolong perpustakaan tertua di Indonesia. Pada tahun 1778, perpustakaan ini didirikan bersama-sama dengan Museum Jakarta. Semula terletak di kota Jakarta lama, didirikan atas sponsor J.C.M. Radermacher,anggota teras dari " Koninklijk Bataviaasch genootschap van kusten en wetenchappen " (Lembaga Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Batavia)dibantu mertuanya,R.de Klerk,Gubernur Jenderal Nederland Oost Indie.